Batu Bara Rekor Bos ITMG Yakin Harganya Bakal Melesat Lagi
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten pertambangan batu bara, PT Indo Tambang Raya Megah Tbk (ITMG) memperkirakan harga batu bara sampai dengan akhir tahun 2021 akan tetap tinggi. Hal ini diperkirakan akan berimbas positif pada pendapatan dan perolehan laba bersih ITMG.
Direktur ITMG, Jusnan Ruslan mengatakan, pada Juli lalu harga batu bara terus meningkat dan sudah mendekati level US$ 100/ton. Kemudian, harga batu bara kembali meningkat menjadi US$ 110/ton pada bulan Agustus.
"September kita perkirakan lebih tinggi dari Agustus. Q3, harga akan di atas 3 digit," kaya Jusnan, dalam paparan publik di BEI secara virtual, Selasa (7/9/2021).
Perseroan memperkirakan, permintaan harga batu bara secara global akan terus kuat sepanjang tahun ini, hal ini disebabkan oleh stimulus dan kelanjutan dari perdagangan yang timbul atas pemulihan ekonomi. Selain itu, pelarangan batubara Australia oleh Tiongkok juga faktor yang mengangkat harga batu bara.
Dengan peningkatan harga tersebut, Direktur ITMG, Mulianto meyakini kinerja keuangan perseroan akan lebih dari periode sebelumnya.
"Kita estimasi, Q3 performance lebih baik dari Q2," kata Mulianto, pada kesempatan yang sama.
Dia juga menegaskan, dalam proyeksi 5 hingga 10 tahun ke depan, ITMG masih akan fokus pada bisnis pertambangan baru bara sebagai bisnis inti perseroan.
"Coal jadi core kita dalam 5-10 tahun. Kita melihat apa yang menjadi strong point kita," tuturnya.
Sebagai informasi, pada periode 6 bulan pertama ini, ITMG membukukan laba bersih sebesar US$ 118 juta atau setara dengan Rp 1,71 triliun (kurs Rp 14.500/US$).
Laba bersih ini naik signifikan hingga 312% dari periode yang sama tahun sebelumnya di mana laba bersih yang diperoleh perusahaan tercatat di angka US$ 29 juta atau setara dengan Rp 420,5 miliar.
Sepanjang paruh pertama 2021, perusahaan mencatat perolehan rata-rata harga batu bara sebesar US$ 74,7 per ton, naik 34% dari US$ 55,7 per ton di 6 bulan awal tahun lalu.
Total volume penjualan batu bara mencapai 9,0 juta ton, dengan penjualan bersih tercatat sebesar US$ 676,30 juta (Rp 9,81 triliun). Pendapatan selama semester pertama meningkat 3,68% dari sebelumnya sebesar US$ 652,63 juta (Rp 9,46 triliun).
Adapun pasar penjualan baru bara ITMG meliputi Tiongkok (2,7 juta ton), Indonesia (1,7 juta ton), Jepang (1,4 juta ton), Filipina (0,7 juta ton), Thailand (0,7 juta ton), dan negara-negara lain di Asia Timur dan Tenggara.
Batu bara memang menjadi salah satu komoditas yang bersinar tahun ini. Dalam sebulan terakhir, harga batu bara melesat 4,12%. Sementara sejak akhir 2020 (year-to-date), kenaikannya mencapai 14,1%.
Data Refinitiv mencatat, akhir pekan lalu, harga batu bara menyentuh US$ 178,75/ton. Ini adalah rekor tertinggi, setidaknya sejak 2008.
Adapun pada perdagangan Senin kemarin (6/9/2021) di pasar ICE Newcastle (Australia) tercatat harga di level US$ 178,35/ton turun tipis 0,22% dibandingkan posisi akhir pekan lalu.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/tas)
0 Response to "Batu Bara Rekor Bos ITMG Yakin Harganya Bakal Melesat Lagi"
Post a Comment